Post Top Ad

Sabtu, 25 Agustus 2018

Piring-piring Kaca



"waktu nikah dulu,bue sama ayah cuman bawa piring enam buah ke rumah petak kita,"

"lah buat apa?"

"ya buat makanlah. maksudnya itu menggambarkan sesusah itu kita waktu itu, gapunya apa-apa selain piring enam biji."

.............

"dirumah ayah masih ada satu kayaknya, di etalase."

"yang kayak gimana?"

"yang warna putih ceper ada corak bunga di pinggirannya."

"hmmm kayanya udah gak ada deh bu,"

"ada. coba tanya ayahmu. jangan sampe pecah loh itu tinggal satu-satunya."

"emang kenapa bu?"

"ya buat dikenanglah. gak bisa dipungkirin, orang pernah saling cinta, hidup bersama, sampe punya anak tiga."

....................

"emang harus gini aja akhirnya."

tiba-tiba kita sibuk masing-masing. aku sibuk ngelap air mata, sedangkan bue sibuk nyingkirin piring kotor, mungkin disambi dengan nahan air mukanya juga biar gak berubah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

malam itu aku sadar, cinta aja emang gak akan pernah cukup untuk mempertahankan dua orang untuk punya satu kehidupan. sadar juga kalo gak semua hal baiknya sama-sama. karena jarak kadang bisa bikin orang belajar untuk lebih memaknai sesuatu secara lebih bijaksana.

kayanya dikehidupan selanjutnya kita bisa jadi temen baik ya, bu.

22/08/2018
22.51



07.38 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar