Post Top Ad

Minggu, 29 Januari 2017

Untuk Semua yang Terasa Abu

Pernah, saat dimana aku merasa bahwa hidup ku adalah yang terburuk. Merasa segalanya tak berjalan baik untukku, seperti semesta tak pernah berpihak padaku. Pernah, saat dimana aku mendapatkan apa yang tidak sesuai dengan inginku, memaksakan diri untuk menyukai apa yang tidak kusukai. Pernah, saat dimana aku membenci setiap hal dalam hidupku, bahkan aku disalahkan untuk sesuatu yang akupun tak mau itu terjadi. Berkali menyumpahi diri untuk cepat mati. Pernah, saat dimana aku harus rela melepaskan sesuatu yang penting, mimpi yang besar, untuk kebahagiaan mereka yang bahkan tak mau tahu sakitnya aku. Pernah, saat dimana aku mencela setiap hal yang ada pada diriku, pada akhirnya aku terlalu sibuk membenci diriku sendiri, pada akhirnya aku tak punya kesempatan untuk menjadi sosok yang pantas untuk dicintai. Aku kehilangan segalanya. Namun hidup harus tetap berjalan, dan aku harus jadi professional dalam kedudukanku. Pada akhirnya, aku suka bersandiwara. Aku suka menyembunyikan segalanya dalam hatiku, menyimpannya sendiri, walau rasanya sesak seperti tercekik, walau aku tahu ini hanya akan menjadi bom waktu. Tak ada seorangpun yang bisa kuandalkan. Tak ada orang yang akan mengerti, tak ada orang yang benar-benar peduli, karena mereka hanya ingin tahu, karena merekapun sibuk dengan dunianya sendiri. Pernah ada seseorang yang mengatakan padaku “seberat apapun harimu, tak akan ada orang yang mengerti, jadi just keep it for your self, and be strong by the time.” Kata- kata itu, entah kenapa sangat menyentuh hatiku. Sejak itu, aku mencoba untuk tidak banyak mengeluh, aku banyak tertawa, bahkan sekarang, aku terbiasa untuk menertawakan segala hal. Dan aku menikmatinya. Akhirnya, kusadari bahwa yang abu, hanyalah tawaku. Sampai aku sulit untuk membedakan lagi, mana tawa bahagia, mana tawa yang dusta. 
03.23 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar