Terduduk, sendiri ku termenung dengan hati ku yang dirundung murung. Tergambar paras indah dalam bayang. Paras yang berhiaskan senyum semanis cotton candy, dan rambut merah seindah batu rugby.
Dia yang menyukai kucing dan hujan, layaknya aku yang juga menyukai kedua hal tersebut ditambah makan.
Dia yang suka memandangi pohon. Dikala matahari dengan malu2 naik pada peraduannya, dikala burung burung berkicau menyambut fajar yang menyingsing di cakrawala, dikala sejuknya pagi tertiup angin yang melayang di udara.
Wahai,
tahu kah kau?
Seorang perempuan malang mendamba mu dengan hati yang lusuh, mengingat kau yang hatinya telah di paruh. Aku yang hanya bisa menyapa mu melalui rindu, yang malu malu menyusup dalam angin yang kau hirup dan bersemayam di tubuhmu.
Pandanganku menjadi buntut yang diam diam mengikuti arah pergerakan mu. Aku hanyalah sesosok bayang yang kehadiran ku tak terbaca.
Maka aku sebaiknya berkaca, karena aku tak boleh terluka
kasian amat mb
BalasHapustolong jangan mengasihani saya, tolong
Hapus